This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 03 Agustus 2012

Istri Sholehah

Rasulullah bersabda :

“Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau sukai.” (HR. Ahmad 1/191, dishahihkan Asy-Syaikh Albani t dalam Shahihul Jami’ no. 660, 661).

Dari dalil yang telah disebutkan di atas, dapatlah kita simpulkan bahwa sifat istri yang shalihah adalah sebagai berikut :

1. Mentauhidkan Allah I dengan mempersembahkan ibadah hanya kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya dengan  sesuatupun.

2. Tunduk kepada perintah Allah I, terus menerus dalam ketaatan kepada-Nya dengan banyak melakukan ibadah seperti shalat, puasa, bersedekah, dan selainnya. Membenarkan segala perintah dan larangan Allah I.

3.   Menjauhi segala perkara yang dilarang dan menjauhi sifat-sifat yang rendah.

4. Selalu kembali kepada Allah I dan bertaubat kepada-Nya sehingga lisannya senantiasa dipenuhi istighfar dan dzikir kepada-Nya. Sebaliknya ia jauh dari perkataan yang laghwi, tidak bermanfaat dan membawa dosa seperti dusta, ghibah, namimah, dan lainnya.

5. Menaati suami dalam perkara kebaikan bukan dalam bermaksiat kepada Allah I dan melaksanakan hak-hak suami sebaik-baiknya.

6. Menjaga dirinya ketika suami tidak berada di sisinya. Ia menjaga kehormatannya dari tangan yang hendak menyentuh, dari mata yang hendak melihat, atau dari telinga yang hendak mendengar. Demikian juga menjaga anak-anak, rumah, dan harta suaminya.

Sifat istri shalihah lainnya bisa kita rinci berikut ini berdasarkan dalil-dalil yang disebutkan setelahnya:

1. Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya.

Rasulullah bersabda :

“Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy-Syaikh Albani t, no. 287)

2. Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya.

3. Menjaga rahasia-rahasia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan suaminya. Asma’ bintu Yazid menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Beliau bertanya: “Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?”  Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab: “Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami).” Beliau bersabda:

“Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya.” (HR. Ahmad 6/456, Asy-Syaikh Albani dalam Adabuz Zafaf (hal. 63) menyatakan  ada syawahid (pendukung) yang menjadikan hadits ini shahih atau paling sedikit hasan)

4. Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya. Rasulullah bersabda:

“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”. (HR. Abu Dawud no. 1417.  Asy-Syaikh Muqbil t berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)

5. Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta‘ (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan. Rasulullah bersabda:

“Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)

6. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, karena Rasulullah pernah bersabda: “Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)

Rasulullah juga pernah bersabda:

“Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur kepada suaminya padahal dia membutuhkannya.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 289)

7. Bersegera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan yang syar‘i, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, karena ia tahu dan takut terhadap berita Rasulullah :

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no.1436)

“Apabila seorang istri bermalam dalam keadaan meninggalkan tempat tidur suaminya, niscaya para malaikat melaknatnya sampai ia kembali (ke suaminya).” (HR. Al-Bukhari no. 5194 dan Muslim no. 1436)

Demikian yang dapat kami sebutkan dari keutamaan dan sifat-sifat istri shalihah, mudah-mudahan Allah memberi taufik kepada kita agar dapat menjadi wanita yang shalihah, aamiin.

Rabu, 30 Mei 2012

Kenapa pria lebih takut menikah ?

SEBERAPA penting komitmen dalam hubungan? Sejatinya, sebuah hubungan yang serius tentu harus dilandasi oleh sebuah komitmen. Namun, pada kenyataannya, tak sedikit pasangan yang mengakhiri kisah cinta lantaran keduanya tak memegang teguh komitmen. Bahkan, ada hubungan yang berjalan tanpa komitmen sama sekali. apalagi anda termasuk orang yang pembosan dan gampang jatuh cinta dengan wanita lain seperti admin ranahdamai.org Tongue out

Melihat kondisi seperti ini, biasanya kaum hawa yang selalu menjadi korbannya. Rasa enggan pria menyatakan komitmen dalam hubungan yang tentu menimbulkan berbagai spekulasi. Namun, di balik semua itu ada berbagai alasan kuat lainnya yang menyebabkan pria takut berkomitmen terhadap pasangannya. Untuk Anda yang ingin mengetahui apa saja alasan pria takut berkomitmen, pemaparan Askmen berikut mampu menjawabnya:



Tak ada lagi kebebasan

Pria identik dengan sosok makhluk yang senang berpetualang. Menurut sebagian pria, ketika mereka telah menyatakan komitmennya pada pujaan hati, maka sebagian kebebasan pun akan sedikit hilang.

Salah satunya, acara bermain golf di sabtu sore. Mereka yang sudah memiliki ikatan asmara, tak lagi bisa melakukannya. Sebab, akan segera berganti dengan jadwal kencan tetap dan wajib.

Tak hanya itu saja, acara hang out bersama teman-teman pun akan semakin berkurang.

Tidak siap menjalani komitmen

Menjalankan komitmen memang tak seperti membalikkan telapak tangan. Pasalnya, harus ada upaya dan keteguhan hati saat melaluinya.

Hal ini pula yang membuat pria tidak siap mengikat diri terhadap sebuah komitmen bersama pasangan. Ketidaksiapan berkomitmen tak jarang membuat mereka lebih memilih mengakhiri hubungan dan menjauhi pasangan.

Tidak percaya wanita

Faktor pengalaman sering disebut-sebut sebagai salah satu alasan yang membuat pria takut berkomitmen. Kegagalan saat menjallin kisah cinta membuat pria takut dan tak lagi bisa memercayai seorang wanita.

Konon, kaum adam takut berkomitmen karena beranggapan bahwa wanita hanya melihat mereka dari segi status sosial, materi, fisik, atau berbagai hal lainnya. Hal inilah yang membuat pria enggan berkomitmen dengan pasangannya.

Sekadar ingin mencintai dan dicintai

Menemukan cinta sejati memang tidak mudah. Tak heran bila pria tak mudah untuk menentukan sebuah komitmen.

Alasan lain yang membuat pria enggan berkomitmen adalah karena si dia hanya sekadar ingin mencintai dan dicintai oleh pasangannya.

untuk anda para wanita yang bertemu dengan pria seperti ini, berhentilah bermimpi membangun ikatan rumah tangga bersama si dia. Anda tak akan bisa mewujudkan impian untuk menjadi kenyataan. jika anda masih sperti ini silahkan baca lihat disini 

Belum menemukan pasangan yang pas

Meski menjalani hubungan yang serius, tapi tak semua pria mudah melontarkan komitmen, terlebih bila dia belum menemukan pasangan yang pas di hatinya.

Bila Anda telah menjalin hubungan yang cukup lama, namun si dia belum menyatakan komitmen, maka kondisi tersebut menegaskan bahwa si dia belum menemukan pasangan yang pas di diri Anda. tapi ada tipsnya silahkan klik disini 
 
BERIKUT ALASAN KENAPA HARUS MENIKAH
Berikut beberapa alasan mengapa harus menikah?, semoga bisa memotivasi kaum muslimin untuk memeriahkan dunia dengan menikah.

1. Melengkapi agamanya

“Barang siapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi. (HR. Thabrani dan Hakim).

2. Menjaga kehormatan diri
“Wahai para pemuda! Barangsiapa di antara kalian berkemampuan untuk nikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih mudah menundukkan pandangan dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barang siapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia puasa, karena puasa itu dapat membentengi dirinya. (HSR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasaiy, Darimi, Ibnu Jarud dan Baihaqi).

3. Senda guraunya suami-istri bukanlah perbuatan sia-sia
“Segala sesuatu yang di dalamnya tidak mengandung dzikrullah merupakan perbuatan sia-sia, senda gurau, dan permainan, kecuali empat (perkara), yaitu senda gurau suami dengan istrinya, melatih kuda, berlatih memanah, dan mengajarkan renang.” (Buku Adab Az Zifaf Al Albani hal 245; Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no. 309).

    … Hidup berkeluarga merupakan ladang meraih pahala…

4. Bersetubuh dengan istri termasuk sedekah

Pernah ada beberapa shahabat Nabi SAW berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah memborong pahala. Mereka bisa shalat sebagaimana kami shalat; mereka bisa berpuasa sebagaimana kami berpuasa; bahkan mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Beliau bersabda, “Bukankah Allah telah memberikan kepada kalian sesuatu yang bisa kalian sedekahkan? Pada tiap-tiap ucapan tasbih terdapat sedekah; (pada tiap-tiap ucapan takbir terdapat sedekah; pada tiap-tiap ucapan tahlil terdapat sedekah; pada tiap-tiap ucapan tahmid terdapat sedekah); memerintahkan perbuatan baik adalah sedekah; mencegah perbuatan munkar adalah sedekah; dan kalian bersetubuh dengan istri pun sedekah.”

Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, kok bisa salah seorang dari kami melampiaskan syahwatnya akan mendapatkan pahala?” Beliau menjawab, “Bagaimana menurut kalian bila nafsu syahwatnya itu dia salurkan pada tempat yang haram, apakah dia akan mendapatkan dosa dengan sebab perbuatannya itu?” (Mereka menjawab, “Ya, tentu.” Beliau bersabda,) “Demikian pula bila dia salurkan syahwatnya itu pada tempat yang halal, dia pun akan mendapatkan pahala.” (Beliau
kemudian menyebutkan beberapa hal lagi yang beliau padankan masing-masingnya
dengan sebuah sedekah, lalu beliau bersabda, “Semua itu bisa digantikan cukup dengan shalat dua raka’at Dhuha.”) (Buku Adab Az Zifaf Al Albani hal 125).

5. Adanya saling nasehat-menasehati

6. Bisa mendakwahi orang yang dicintai

7. Pahala memberi contoh yang baik
“Siapa saja yang pertama memberi contoh perilaku yang baik dalam Islam, maka ia mendapatkan pahala kebaikannya dan mendapatkan pahala orang-orang yang meniru perbuatannya itu tanpa dikurangi sedikit pun. Dan barang siapa yang pertama memberi contoh perilaku jelek dalam Islam, maka ia mendapatkan dosa kejahatan itu dan mendapatkan dosa orang yang meniru perbuatannya tanpa dikurangi sedikit pun.” (HR. Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Orang yang pertama kali melakukan kebaikan atau kejahatan.)

Bagaimana menurut Anda bila ada seorang kepala keluarga yang memberi contoh perbuatan yang baik bagi keluarganya dan ditiru oleh istri dan anak-anaknya? Demikian juga sebaliknya bila seorang kepala keluarga memberi contoh yang jelek bagi keluarganya?

8. Seorang suami memberikan nafkah, makan, minum, dan pakaian kepada istrinya dan keluarganya akan terhitung sedekah yang paling utama. Dan akan diganti oleh Allah, ini janji Allah.

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah SAW, bersabda: “Satu dinar yang kamu nafkahkan di jalan Allah, satu dinar yang kamu nafkahkan untuk memerdekakan budak, satu dinar yang kamu berikan kepada orang miskin dan satu dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu, maka yang paling besar pahalanya yaitu satu dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu.” (HR Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga).

Dari Abu Abdullah (Abu Abdurrahman) Tsauban bin Bujdud., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda: “Dinar yang paling utama adalah dinar yang dinafkahkan seseorang kepada keluarganya, dinar yang dinafkahkan untuk kendaraan di jalan Allah, dan dinar yang dinafkahkan untuk membantu teman seperjuangan di jalan Allah.”(HR. Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga).

Seorang suami lebih utama menafkahkan hartanya kepada keluarganya daripada kepada yang lain karena beberapa alasan, diantaranya adalah nafkahnya kepada keluarganya adalah kewajiban dia, dan nafkah itu akan menimbulkan kecintaan kepadanya.

Muawiyah bin Haidah RA., pernah bertanya kepada Rasulullah SAW: ‘Wahai Rasulullah, apa hak istri terhadap salah seorang di antara kami?” Beliau menjawab dengan bersabda, “Berilah makan bila kamu makan dan berilah pakaian bila kamu berpakaian. Janganlah kamu menjelekkan wajahnya, janganlah kamu memukulnya, dan janganlah kamu memisahkannya kecuali di dalam rumah. Bagaimana kamu akan berbuat begitu terhadapnya, sementara sebagian dari kamu telah bergaul dengan mereka, kecuali kalau hal itu telah dihalalkan terhadap mereka.” (Adab Az Zifaf Syaikh Albani hal 249).

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash RA., dalam hadits yang panjang yang kami tulis pada bab niat, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda kepadanya: “Sesungguhnya apa saja yang kamu nafkahkan dengan maksud kamu mencari keridhaan Allah, niscaya kamu akan diberi pahala sampai apa saja yang kamu sediakan untuk istrimu.” (HR. Bukhari dan Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga).

Dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
“Seseorang cukup dianggap berdosa apabila ia menyianyiaka orang yang harus diberi belanja.” (HR. Bukhari dan Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga).

Dan akan diganti oleh Allah, ini janji Allah.

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya.”
(Saba’: 39).

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Nabi SAW bersabda: “Setiap pagi ada dua malaikat yang datang kepada seseorang, yang satu berdoa: “Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang menafkahkan hartanya.” Dan yang lain berdoa: “Ya Allah, binasakanlah harta orang yang kikir.” (HR. Bukhari dan Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga).

9. Seorang pria yang menikahi janda yang mempunyai anak, berarti ikut memelihara anak yatim

Janji Allah berupa pertolongan-Nya bagi mereka yang menikah.

1. Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. An-Nur: 32)

2. Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya.(HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160)  
Ditulis Oleh lutfi alfandra    

Alasan Perempuan takut menikah

Menikah bukanlah persoalan yang sederhana  katanya, Mengikatdiri dalam pernikahan sama dengan menambah tanggung  jawab dan amanah . jika di timbang-timbang memang ada benarnya ,rasa takut dan ketidak siapan itu memang di landasi berbagai alasan walau sebenarnya dari psikologi Pria lebih takut dari wanita menghadapi karena pria lebih di tuntut menjadi Pemimpin di dalam Keluarga (http://ranahdamai.org pernah dibahas disini). adapun alasan wanita kenapa takut menikah Sembilan di antaranya:
1.   Kehilangan Kebebasan

2.   Menghambat Karir
Ketakutan yang sangat akan kehilangan karir karena menikah tentu bukanlah sikap seorang muslimah yang tepat, sebab menikah adalah dalam rangka ibadah dengan berbagai konsekuensi.kewajiban yang ada di dalamnya .Sementara, bekerja adalah hal yang mubah yang boleh di pilih, jika tidak bekerja pun tak mengapa.

3.    Tidak mau di repotkan anak
Padahal semetinya ketakutan ini tdk perlu trejadi jika wanita memahami bahwa mendidik anak adalah tempat dia mendulang amal 13shaleh, sehingga persiapan pun akan di lakukan dengan sungguh-sungguh, agar dapat melakukan kewajiban itu dengan sempurna.
Namun di sayangkan sekali kewajiban utama wanita untuk mendidik anak saat ini justru telah tereduksi menjadi sejajar dengan mencari nafkah atau melakukan kegiatan social di masyarakat.

4.    Takut tidak bahagia
Tidak akan ada permpuan yang mau menikah dengan suami galak dan bersikap kasar,sayangnya kita tak pernah tahu bagaimana karakter suami yng sesungguhnya, kecuali setelah menikah dan bergaul sehari-hari.
Perasaan takut menikah dengan lelaki yang salah sering menjadi alasan petama bg wanita urung melanjutkan ke jenjang pernikahan.

5.    Belum siap
Banyak juga alasan yang kadang tidak masuk akal, terkadang jawaban nya mengalir begitu saja. Ada aja ,bahkan alas an yang tidak bermutu , misal : karna belum punya rumah, kendaraan, tabungan or yang lainya. Atau bahkan ada lasan yang sangat sepele karna gedung yang kami diidam-idamkan selalu penuh atau yang lainya.

“Bila ketidak siapan berkaitan dengan kesiapan yang belum ada atau ilmu yang masih terbatas untuk menjalankan kehidupan rumah tangga,mungkin dapat diterima.”

6.    Terbebani keluarga suami

7.    Suami selingkuh
Kekhwatiran semacam ini bias menjadi pemicu negative thingkin, memandang segala sesuatu dari sisi negative kekurangan yang ada pada dirinya. Sebaliknya tak bias melihat kelebihan luarr biyasa yang dimilikinya. Bias jdi dia akan khawatir jika menikah, suaminya tdk bias menerima dirinya apa adanya.
Bagi perempuan tentusaja tak perlu di hantui rasa tacit terus menerus .islam menintunkan agar membangun rumah tangga dengan tujuan ibadah,bukan semata-mata pemenuhan kebutuhan seks ,hawanafsu,atau materi belaka.maka selama sepasang suami istri berkomitmen untuk beribadah resiko perselingkuhan paling tdk bias di minimalisir. Demikian juga bagi para calon suami penjelasan pemahaman agama juga sangat penting.

8.    Keluarga tidak mendukung

9.    Takut gagal
 
Kita hidup di zaman yang jauh dari nilai –nilai islam yang sarat dengan banyak godaan dan rayuan yang menggoncang iman kita. Maka islam menghadirkan solusi yang menentramkan jiwa yakni ” pernikahan”.

Disamping ibadah, anjuran pernikahan sesungguhnya menyempurnakan agama. Jika ada orang yang berani bermaksiat pada allah dengan melakukan zina ,lalu kenapa kita takut manikah, menjalankah sunah rosul yang mendapat nilai pahala? Menikah adalah salah satu jalan mendekatkan diri pada Allah .  
Ditulis Oleh lutfi alfandra

Minggu, 27 Mei 2012

Mengenal Apa Arti CINTA bag 1

Ketika pertama kali melangkahkan kaki ke jenjang perkawinan, sebenarnya ada satu hal yang mengganjal dalam diri saya. Bukan masalah harta, karena memang belum punya. Bukan masalah pekerjaan, karena memang belum kerja. Bukan juga masalah pilihan. Karena sudah memilih. Tetapi masalah cinta. Bisakah saya mencintai istri saya? Sepertinya ini pertanyaan konyol bin tolol yang tidak seharusnya terjadi. Bukankah orang akan menikah dengan orang yang dicintai? Bukankah sebelum menikah sudah mengenalnya? Tahu sifat dan karakternya? Dan sudah menjadi pilihannya? Tapi, itulah yang terjadi.

Sampai akhirnya saya benar – benar menjejakkan kaki, memasuki altar mahligai rumah tangga. Setapak demi setapak altar perkawinan itu terbuka, dengan seorang wanita yang disebut istri. Seorang perempuan yang sekarang berada di samping saya.  Ada dalam peluk - cium kehidupan saya, baik kala senang maupun susah. Bahkan dalam pelukan kehidupan itu telah memberikan saya (sebagai perantara) empat orang anak yang lucu, cakep dan ayu. Kenapa pertanyaan itu muncul? Ceritanya begini.

Beristri adalah berbagi. Kalau dulu semasa bujangan apa – apa adalah untuk diri sendiri, setelah beristri tentu sekarang hal itu tidak berlaku lagi. Nah, dulu ketika bujangan saja tidak bisa mencintai diri sendiri, lah sekarang kok mencoba mencintai orang lain? Sebab orang harus bisa mencintai diri sendiri dulu toh, sebelum mencintai orang lain bukan? Atau sebaliknya, berhenti mencintai diri sendiri, kemudian mencoba untuk mencintai orang lain (istri).

Ya, itu benar sekali. Inilah kisah yang melatarbelakangi itu. Suatu saat ada seseorang yang bertanya kepada Abu Dzar al-Ghiffari, salah seorang sahabat Nabi SAW, tentang arti cinta. Dia bertanya,  ''Hai Abu Dzar, pernahkah engkau melihat orang yang berbuat jahat terhadap orang yang amat dicintainya?''

''Ooo, pernah. Bahkan sering saya melihatnya,'' jawab Abu Dzar. ''Dirimu sendiri itu adalah orang yang paling kamu cintai. Dan kamu berbuat jahat terhadap dirimu bila durhaka kepada Allah,'' jelasnya.

Merujuk pendapat itu, saya jadi mati kutu. Ada perasaan takut luar biasa. Karena seringnya berbuat durhaka. Sering menganggurkan diri dari amal sholih. Mengosongkan waktu dari pahala. Banyak bermain dan banyak melakukan hal yang tidak bermanfaat. Penampilan seenaknya. Apakah bisa ini disebut mencintai diri sendiri? Yang saya lakukan sesungguhnya merupakan perwujudan kebencian terhadap diri sendiri. Nggak sayang, nggak eman dengan badan sendiri. Dengan demikian, sebenarnya saya telah tega berbuat jahat terhadap 'orang' yang amat saya cintai bukan? Relevansinya, jangan sampai nanti istri cuma jadi korban. Hanya sebagai pelampiasan, tidak diperhatikan dan jadi obyek seperti orang yang didholimi. Tidak terpenuhi hak – haknya.


Coba baca dialog dibawah ini :
Sewaktu masih kecil Husain bin Abi Thalib (cucu Rasulullah SAW) bertaya kepada ayahnya, Ali ra: "Apakah engkau mencintai Allah?"
Ali ra menjawab, "Ya".
Lalu Husain bertanya lagi: "Apakah engkau mencintai kakek dari Ibu?"
Ali ra. kembali menjawab, "Ya".
Husain bertanya lagi: "Apakah engkau mencintai Ibuku?"
Lagi-lagi Ali menjawab,"Ya".
Husain kecil kembali bertanya: "Apakah engkau mencintaiku?"
Ali menjawab, "Ya".
Terakhir Si Husain yang masih polos itu bertanya, "Ayahku, bagaimana engkau menyatukan begitu banyak cinta di hatimu?"
Kemudian Ali menjelaskan: "Anakku, pertanyaanmu hebat! Cintaku pada kekek dari ibumu (Nabi SAW), ibumu (Fatimah ra) dan kepada kamu sendiri adalah kerena cinta kepada Allah. Karena sesungguhnya semua cinta itu adalah cabang-cabang cinta kepada Allah SWT.”
Dan kami pun mengerti dengan apa yang kami lakukan sampai saat ini. Jalan yang kami tempuh dalam meniti cinta Ilahi.

Dan kini, ketika rasa itu melambung tinggi,  tatkala saya bilang I love you full kepadanya, rasanya seperti bilang I love full my body. Justru, lantaran istri, saya mendapatkan kembali bagaimana jalan dan bentuk untuk bisa mencintai diri sendiri. Egois, tapi fantastis.  Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya.(Fushilat:46)

Mirip cerita seorang sufi besar bernama Abu Bein Adhim. Ketika itu ia terbangun di tengah malam. Kamarnya bermandikan cahaya. Di tengah - tengah cahaya itu ia melihat sesosok makhluk, seorang Malaikat yang sedang memegang sebuah buku. Abu Bein bertanya: "Apa yang sedang anda kerjakan?" Aku sedang mencatat daftar pecinta Tuhan. Abu Bein ingin sekali namanya tercantum. Dengan cemas ia melongok daftar itu, tapi kemudian ia gigit jari. Namanya tidak tercantum di situ. Ia pun bergumam: "Mungkin aku terlalu kotor untuk menjadi pecinta Tuhan, tapi sejak malam ini aku ingin menjadi pecinta manusia".
Esok harinya ia terbangun lagi di tengah malam. Kamarnya terang - benderang, Malaikat yang bercahaya itu hadir lagi. Abu Bein terkejut karena namanya tercantum pada papan atas daftar pecinta Tuhan. Ia pun protes: "Aku bukan pecinta Tuhan, aku hanyalah pecinta manusia". Malaikat itu berkata: "Baru saja Tuhan berkata kepadaku bahwa engkau tidak akan pernah bisa mencintai Tuhan sebelum kamu mencintai sesama manusia".

Nah, lho,,,,,inilah bagian dari jalan syukur itu. Rahasia Ilahi dalam mengarungi bahtera cinta dalam rumah tangga. Menguak kebesaran-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam surat ar-Ruum ayat 21;

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu bertempat (memperoleh ketenangan dan ketentraman) kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”

Mungkin di seberang sana ada yang berfikir, terus apa yang seharusnya dilakukan? Gampang. Bangunlah ketahanan berumah tangga. Raihlah predikat sakinah mawaddah warohmah dengan sebenar-benarnya.
Oleh : Faizunal Abdillah

Minggu, 11 Maret 2012

Sandiwara langit

Buku ini terbit pertama kali pada April 2008, dan cetakan keduanya Agustus pada tahun yang lama. Artinya buku ini sejak awal kehadirannya memang cukup diminati pembaca. Meskipun ditulis dengan bahasa yang ringan, dengan penceritaan yang sangat sederhana. Kita maklumi itu, karena ust. Umar penulisnya benar-benar berhati-hati dalam proses penceritaannya agar tak jauh berbeda dengan kisah aslinya.

Inti dari buku ini adalah menceritakan tentang dua tokoh utama, Rizqan dan Halimah.
Rizqaan, pemuda shalih yang memutuskan untuk menyegerakan nikah di usianya yang belum menginjak kepala dua karena ketakutan yang luar biasa kepada fitnah masa muda. Dengan segala keterbatasan dirinya. Modal belum punya, pekerjaan pun belum ada. Sedangkan Halimah, pemudi shalihah, putri pak Razaq, seorang pengusaha kaya raya.
Meskipun terkesan nekad, Rizqan memutuskan untuk mengkhitbah Halimah. Uniknya, pak Razaq hanya mau menikahkan Halimah dengan Rizqan dengan satu syarat, yaitu bila dalam 10 tahun Rizqan tidak bisa sukses dan membahagiakan Halimah, maka ia harus menceraikannya.

Rizqan setuju. Dan kehidupan rumah tangganya dimulai dengan banyak perjuangan yang tak mudah. Bermacam ujian dan cobaan yang digambarkan, namun senantiasa dihadapi oleh mereka dengan suatu sikap yang sudah selayaknya dimiliki oleh seorang muslim. Hingga berbagai cobaan yang mereka hadapi bukan lagi dalam bentuk kesulitan namun justru suatu nikmat yang juga punya potensi untuk menjerumuskan mereka ke jurang nista.

Rizqaan memulai berdagang menjajakan roti dari suatu pabrik dengan sedikit modal yang dimilikinya. Mereka memulai hidup dalam keprihatinan, mereka bahkan makan nasi putih dengan garam dan bawang goreng, dan bermacam cobaan lainnya. Berkat kegigihan dan kejujuran Rizqaan dalam berdagang, juga kesabaran Halimah istrinya untuk menerima keadaan mereka dan keuletannya memanage keuangan rumah tangga. Pelan tapi pasti kehidupan keduanya berangsur membaik. Rizqaan menjadi penjual roti keliling yang sukses. Akhirnya ia bisa mendirikan pabrik roti sendiri. Intinya dia jadi kaya raya.

Nah, menjelang sepuluh tahun, ia terkena musibah. Hingga suatu malam tiba, dimana malam itu pada bulan kedua belas dan hari “H” tinggal hanya dua hari lagi terjadi musibah besar yang memporak-porandakan kehidupan yang selama ini mereka bangun dengan susah payah. Kebakaran melanda pabrik dan rumah mereka, hingga ayah Rizqaan meninggal dunia karena musibah itu. Belakangan di akhir cerita diketahui, bahwa kebakaran tersebut merupakan ulah dari saudara jahat Halimah yang bernama Asyraf agar ayahnya memenangkan perjanjian dan Halimah menikah dengan lelaki lain yang lebih kaya.

Emang mirip sinetron-sinetron televisi sich.. tapi nggak pa2, karena ini kisah nyata, jadi lebih menarik. Di akhir kisah, banyak pembaca yang katanya meneteskan air mata membaca endingnya. Apalagi diiring lagunya Opick, Bila Waktu Tlah Berakhir.. huww.. lumayan mengharukan.

Ini saya kutipkan endingnya,
♥♥♥♥
Suatu ketika Halimah dan kedua orang tuanya berkunjung ke rumah Rizqaan yang kini telah mapan kembali.
♥♥♥♥
“Kami datang, untuk sebuah keperluan yang mungkin tak pernah kamu duga ananda. Setelah perdebatan panjang, dan banyak kisah-kisah di sekitarnya, kami berniat, akan menikahkanmu kembali dengan putri kami, Halimah…..”
“A….pa…? menikahkanku kembali dengan Halimah” Rizqaan tergagap. Ia tak mampu berbicara. Ada kelebatan sinar menyapu otaknya. Sehingga ia nyaris hanya bisa terpaku karena kegembiraan yang tidak terkira.
♥♥♥♥
“Abuya….”
“Maaf, aku belum menjadi suamimu lagi….” sela Rizqaan
“Izinkan aku tetap memanggilmu Abuya. Aku tak terbiasa dengan panggilan lain.”
“Baiklah. Ada apa Adinda?”
“Abuya. Apakah abuya siap menikahiku lagi?”
“Adinda Halimah, kenapa aku tidak siap? Dari dulu aku tak pernah berniat menceraikanmu. Aku senantiasa mencintaimu. Hanya karena kita bukan suami istri lagi, aku selalu menindih rasa cintaku itu sekuat mungkin. Tapi bila diberi kesempatan menikahimu lagi, aku tak mungkin menolak.”
“Meskipun misalnya aku memiliki kekurangan yang tidak kumiliki sebelumnya?”
“Kekurangan apa Adinda?”
“Jawab dulu pertanyaanku.”
“Ya. Aku akan menikahimu dengan segala kekuranganmu yang ada. Selama itu bukanlah cacat dalam agamamu yang tidak dapat diperbaiki.” Ujar Rizqaan tegas.
“Abuya. Aku ingin Abuya menikahiku. Karena aku ingin mati dalam keridhaan seorang suami shalih…..” Halimah berhenti sejenak. Ada keharuan yang membuatnya tercekat, sehingga sulit bicara.
“Abuya bisa segera menikahiku. Tapi aku tak tahu, apakah keinginan itu akan tetap ada, setelah Abuya mengetahui kekuranganku sekarang. Abuya, aku baru saja satu minggu yang lalu melakukan check up. Dan aku terbukti mengidap leukimia…” sampai disitu, Halimah terisak. Ia tak mapu melanjutkan bicaranya.
Rizqaan merasa tersentak. Tapi demi Allah, ia tak sedikit pun merasa sedih. Kegembiraan bisa kembali bersama istrinya, tak bisa terkalahkan oleh kesedihan atas kondisi Halimah tersebut.
“Dokter mengklain bahwa usiaku tak akan lebih dari 3-4 bulan saja….” kembali Halimah menangis.
“Aku tidak peduli. Umur ada di tangan Allah. Manusia hanya mapu mengira-ngira. Nyawaku, bisa saja lebih dahulu terenggut daripada nyawamu. Aku akan segera menikahimu. Biarlah Allah yang menentukan akhir perjalanan hidup kita. Bagiku, hidup atau mati bersamamu, dalam “kecintaan” Allah adalah sebuah kenyataan yang paling penuh berkah”. Rizqaan berbicara dengan kayakinan kokoh membelit jiwanya.
♥♥♥♥
Rizqaan dan Halimah kembali hidup berbahagia. Mereka kembali mengulang masa-masa penuh keceriaan di antara mereka. Satu bulan kemudian, anak mereka yang kedua lahir. Ia seorang bayi perempuan yang cantik. Mirip ibunya, Halimah. Bayi itu dilahirkan dengan cara normal. Bayi maupun ibunya sama-sama selamat.

Kebahagiaan mereka berlanjut, sampai suatu ketika datang berita bahwa abang Halimah, Asyraf menjadi buronan polisi dikarenakan kasus narkoba, dan juga berita tentang dalang penyebab kebakaran yang menewaskan ayah Rizqaan. Karuan berita itu membuat kegembiraan mereka semua hilang. Ayah Halimah yang kini menjelma menjadi orang baik hati marah besar kepada anaknya tersebut. Dan Halimah seketika jatuh pingsan dan sakit.
♥♥♥♥
Sore menjelang Maghrib, Halimah terbangun. Disampingnya duduk Rizqaan. Sementara di depannya, Ayah dan ibunya duduk diatas kursi plastik. Mereka semua cemas menantikan kesadarannya. Seorang dokter perempuan –yang sengaja diundang ke rumah- mendekatinya. Memeriksa nadinya, lalu memberikan suntikan di bagian lengannya.
“A…..Abuya….” Halimah berkata lirih.
“Aku disini Adinda”
“Alhamdulillah. Apakah sudah maghrib? “tanya Halimah.
“Belum. Masih kira-kira sepuluh menit lagi.”
“Abuya…”sapa Halimah pelan.
“Ada apa Adinda.”
“Apakah Abuya masih mencintaiku?”
“Tentu Adinda. Aku selalu mencintaimu karena Allah.”
“Aku juga mencintaimu karena Allah, Abuya.” Halimah diam sejenak lalu ia bertanya lirih.
“Apakah engkau akan tetap bersabar atas segala yang menimpa kita, Abuya?”
“Engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang bersabar, Adinda….”
“Abuya. Jawablah pertanyaanku.”
“Ya. Apa Adinda?”
“Apakah engkau meridhaiku sebagai Istri?”
“Sudah tentu Adinda. Suami mana pun akan meridhai istri seshaliha dirimu. Setaat dirimu. Sepatuh dirimu. Kamu bukanlah wanita yang tak memiliki kekurangan atau kesalahan. Tapi dengan keshalihanmu, ketaatanmu, kepatuhanmu, aku senantiasa ridha terhadapmu…..”
“Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimmush shaalihaat. Aku ingin termasuk di antara wanita yang disebutkan dalam Hadits.”
“Bagaimana itu Adinda?”
أًَيُّمَا امْرَ أًَ ة مَا تَتْ وَ زَ جُهَا عَنْهَا رَا ض د خَلَت الْجَنَّهَ
“Wanita mana pun yang meninggal dunia sementara suaminya ridha kepadanya, ia pasti masuk surga.”
Halimah mengucapkan Hadits itu sedemikian fasihnya. Arab, berikut terjemahannya.
“Semua wanita shalihah, mengidamkan hal itu Adinda, dengan izin Allah, Adinda akan termasuk di dalamnya.”
“Allahumma amien. Abuya, sekarang aku puas. Apaun yang terjadi atas diriku, kini aku sudah kembali menjadi istrimu. Aku telah berdo’a setiap malam, agar aku bisa berdampingan dengan suami yang shalih. Sehingga kalaupun mati, aku akan mati dengan keridhaan Allah kemudian dengan keridhaan suamiku…..” Halimah berhenti sejenak.
“Abuya, betapa indahnya bila Allah betul-betul mencintai kita. Aku ingin dengan cinta-Nya, kita berdua menuai bahagia seutuhnya. Kebahagiaan yang bukan Cuma di dunia, tapi juga di akhirat.”
Halimah menghela nafasnya yang terasa begitu berat.
“Abuya bila aku sudah tiada, berjanjilah untuk senantiasa berjalan di atas ajaran Allah. Didiklah anak kita, dan berbaktilah kepada orang tua….”
“Jangan berkata begitu Adinda….” Rizqaan menyela.
Halimah memberikan isyarat dengan tangannya, agar Rizqaan tidak bertanya apa-apa.
“Berjanjilah Abuya…..”
“Aku berjanji Adinda. Tanpa berjanji pun, ketaatan kepada Allah adalah janji seluruh manusia saat mereka berada dalam perut ibu mereka….” ujar Rizqaan.
“Alhamdulillah…….”
“Abuya….tabir itu mulai terbuka…..Aku mencintaimu, Abuya. Abuya tak perlu meragukan cintaku. Tapi aku lebih merindukan Allah. Bila ini kesempatanku bersua dengan-Nya. Aku tidak akan menyia-nyiakannya sedikit pun…….”
“Adinda….”
“Laa ilaaaha illallah…muhammadurrasulullah……”
“Adinda….”
“Laa ilaaaha illallah…muhammadurrasulullah……”
“Laa ilaaaha illallah…muhammadurrasulullah……”
“Laa ilaaaha illallah…muhammadurrasulullah……”
Suara tahlil itu semakin lembut dan syahdu dari mulut Halimah. Terus menerus. Semakin lama, semakin lemah. Namun semakin syahdu. Sampai akhirnya suara terakhir terdengar, masih sama, “Laa ilaaaha illallah…muhammadurrasulullah……”
Usai berakhirnya suara itu, nafas Halimah terhenti. Di tengah keheningan kamar di rumah mereka, yang masih tercium bau catnya. Karena belum lama dibangun Halimah mengehembuskan nafas terakhirnya. Sang ibu menjerit. Sang bapak menangis. Rizqaan juga tak kuasa menahan air matanya yang tiba-tiba mengalir deras. Pernikahannya dengan Halimah yang merupakan masa kembalinya kebahagiaannya yang beberapa saat nyaris lenyap, kini nyaris terenggut kembali. Tapi kepergian Halimah dengan kondisi yang menyemburatkan aurat Surga, membuat hatinya terasa nyaman. Ia bersedih, tapi juga berbangga dengan istrinya. Kesedihannya pupus perlahan karena rasa bangga bercampur rasa iri yang menyejukkan jiwanya. Betapa berbahagia Halimah.
Tak lama kemudian, adzan maghrib terdengar. Mereka mendengarkannya dengan khusyu’. Saat lantunan adzan berhenti, Ayah Halimah mendekati Rizqaan. Ia manatap menantunya yang sekian lama ia kecewakan. Sekian lama ia perangkap dalam kesukaran dan penderitaan. Pria yang –dengan seizin Allah- telah mengubah wujud putrinya, sehingga menjelma menjadi wanita shalihah begitu setia pada kebenaran. Ia menatap pemuda itu. Air matanya menetes tak terbendung. Penyesalan membuncah sehingga nyaris membakar otak. Ia nyaris bisu dalam suasana hati yang kuyup penyesalan.
“Duhai, seandainya aku masih memiliki putri yang lain. Pasti aku akan menikahkannya denganmu, ananda.” Ujar ayah Halimah kepada Rizqaan.
“Halimah sudah cukup bagiku pak. Nikahkanlah aku kembali dengan putrimu itu pak.”
“Aku sudah melakukannya dua kali ananda…..”
“Cobalah untuk yang ketiga kalinya pak…”ujar Rizqaan lirih.
“Itu bukan lagi hakku ananda. Biarlah Allah yang akan menikahkanmu dengannya di Surga kelak. Relakanlah kepergiannya saat ini. Semua kita toh pasti akan mati juga. Gapailah Surga dengan amal ibadahmu. Dengan ketulusan hatimu. Hanya dengan itu Allah akan berkenan mempertemukanmu kembali dengannya…..”
Rizqaan tersenyum.
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ
ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
فَادْخُلِي فِي عِبَادِي
وَادْخُلِي جَنَّتِي
Hai jiwa yang tenang

Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.

Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku,

masuklah ke dalam syurga-Ku.

so sweettt .... pengeeeennnnnn kan???????????????

Kisah inspirasi untuk para istri dan suami

Semoga peristiwa di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang kita miliki :
Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.
Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.
Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.
Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.
Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.
Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.
Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.
Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.
Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.
“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.
Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”
“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.
Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.
Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi,  ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.
Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.
Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.
Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.
Saat  pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.
Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.
Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya  dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.
Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.
Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.
Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.
Istriku Liliana tersayang,
Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.
Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.
Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.
Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!
Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.
Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.
Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.
Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”
Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”
Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”
Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”
Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.

Published By Bunda Iin 

Selasa, 28 Februari 2012

JIKa kamu suka sama dan seseorang apa yang kamu lakukan?

 Catatan ini khusus buat temenku yang yang udah nisob usia maupun kemampuan dalam menikah...
tapi yang belum juga boleh menyimak buat pelajaran di masa depan.

latar belakang masalah :
selama ini banyak sekali orang yang curhat sama aku kenapa ya padahal q udah lama pacaran kug aku akhirnya nggak nikah sama dia ya????
nah, apakah pacaran atau ( calon2nan or kapling2an ) itu menjamin..?
sebenernya pacaran ( yang nggak pake colek2an ) ada plusnya juga si...
1. kalo ada yang nembak bilang aja "aku dah ada calon tau...", jadi... ada alasan gitu..
2. kalo pengen udah ada referensi
3. dah tau plus minusnya si doi

kalo minusnya buanyak..
1. dosa tauk kalo ampe pelanggaran
2. sakit kalo putus ; (
3. kalo jadi beneran... umm biasanya sih kurang barokah,,,
4. dibayang-bayangin terus sama setan,,,( hiiyyy, gw mah ogah...)
5. lebih parah lagi kalo ampe udah had... harus dijilid dan lain2 ( naudzubillahi min dzalik ) ( inget 3 dampak dunia, n 3 dampak diakkherat.... HIYYY Syereemmm...!
de el el.. coz lom pernah ngrasain..


identifikasi masalah :
kenapa ya..mereka nggak bisa nikah..????
1. karena emang nggak qodar..
2. kerna nggak barokah.. banyak pelanggaran kali.. qiqiqi 3. jadi il fill sendiri sama calonnya karena dah tau belangnya... xixixi

trus gimana dong?
solusi :
1. sholat istikhoroh dulu apal kan.. doanya?
Allohumma inni nastakhiruka biilmika... dst. (apal banget, udah pernah ya????)

2. jika dialah yang terbaik melalui ilham dari ALLAH ( INGAT!! ilham tidak harus dari mimpi...) ya di sholatin hajat...( Lilaha illa illa huwal hayyul qoyyum waatuubu ilaih.... asaluka mujiibati rohmatika...dst

3. BISMILLAH...
bilang sama pengurus atau ustadz setempat
tapi cara ini kadang nggak berhasil dan lebih menegangkan..
hiy.. tar kalo ditolak gimana?
baru dnger kata2 bilang ama pengurus gitu aja biasanya dah pada horor duluan...
padahal itu merupakan jalur paling resmi dan diridhoi..
dan seorang wanita muslimah yang faham akan lebih suka jika ditembak(dikhitbah) dengan cara seperti ini...
itu artinya orang itu benar2 mencintainya..
cara nembak g jelas biasanya malah kadang bikin cwek itu illfill...


Nah... ini lah cara yang terbaik jika kau sudah memiliki seseorang yang tepat untuk berbagi hidup denganmu.....

WARNING
CARA DEWASA INI JUGA HARUS DISERTAI DENGAN PRIBADI YANG DEWASA..!!!!

ingatlah...!!!!!
tak ada ceritanya orang yang kesandung gunung..
jangan terjebak dengan pelanggaran sekecil apapun...
oleh: Agustiana Merdekasari

acara remaja muda-i swadaya








Arti Sebuah Kekompakan

Kekompakan ? Ya, kekompakan. Apakah yang dimaksud dengan kekompakan ? Pertanyaan yang kadang melintas di kepala ketika ada rekan yang berkata "Kompak dong kita !"...

Sepertinya makna kata kekompakan itu adalah kebersamaan dalam suatu kegiatan atau pikiran untuk mencapai suatu tujuan. Hmm, tapi kawan, entah berapa kali kok rasanya ingin menampik kata "kekompakan" dalam beberapa situasi ya ?

Belajar dari pengalaman terdahulu dimana kita mampu menjadi yang terbaek dalam setiap kegiatan dan aktivitas, tapi itu dulu .....???
Banyak canda dan tawa selalu terpancarkan setiap kali kita berkumpul bersama .... tapi itu dulu ????
Ayolah kawan2 kita tumbuhkan kembali masa-masa indah kita dulu... kita tunjukan, kebersamaan kita, kekompakan kita... ????
jadikanlah  semuanya sebagai cerita motivasi untuk adik-adik kita, agar mereka mampu meneruskan kejayaan kita .... ???
belom ada kata terlambat untuk memulai sesutu hal dalam kebaikan ... karena saya yakin setiap kebaikan yang kita kerjakan pasti bermanfaat untuk diri kita, orang lain dan semuanya ...???
oke ...???? GoodLuck!!!!!!!!!!!!!!!

Senin, 27 Februari 2012

Kisah Seorang Ibu dan Anak

Ibu saya hanya memiliki satu mata. Saya membencinya, ia adalah sebuah hal yang memalukan. Ibu saya menjalankan sebuah toko kecil pada sebuah pasar.

Dia mengumpulkan barang-barang bekas dan sejenisnya untuk dijual, apapun untuk mendapatkan uang yang kami butuhkan. Ia adalah sebuah hal yang memalukan.
...
Pada suatu hari di sekolah. Saya ingat saat itu hari ketika ibu saya datang. Saya sangat malu. Mengapa ia melakukan hal ini kepada saya? Saya melemparkan muka dengan rasa benci dan berlari. Keesokan harinya di sekolah.. "Ibumu hanya memiliki satu mata?" dan mereka semua mengejek saya.

Saya berharap ibu saya hilagn dari dunia ini maka saya berkata kepada ibu saya,"Ibu, kenapa kamu tidak memiliki mata lainnya? Ibu hanya akan menjadi bahan tertawaan. Kenapa Ibu tidak mati saja?" Ibu saya tidak menjawab. Saya rasa saya merasa sedikit buruk, tetapi pada waktu yang sama, rasanya sangat baik bahwa saya telah mengatakan apa yang telah ingin saya katakan selama ini.

Mungkin itu karena ibu saya tidak menghukum saya, tetapi saya tidak berpikir bahwa saya telah sangat melukai perasaannya.

Malam itu.. saya terbangun dan saya pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Ibu saya menangis disana, dengan pelan, seakan ia takut bahwa ia akan membangunkan saya. Saya melihatnya, dan pergi. Karena perkataan saya sebelumnya kepadanya, ada sesuatu yang mencubit hati saya.

Meskipun begitu, saya membenci ibu saya yang menangis dari satu matanya. Jadi, saya mengatakan diri saya jikalau saya akan tumbuh dewasa dan menjadi sukses, karena saya membenci ibu bermata-satu saya dan kemiskinan kami.

Lalu saya belajar dengan keras. Saya meninggalkan ibu saya dan ke Seoul dan belajar, dan diterima di Universitas Seoul dengan segala kepercayaan diri saya. Lalu, saya menikah. Saya membeli rumah milik saya sendiri. Lalu saya memiliki anak-anak juga. Sekarang, saya hidup bahagia sebagai seorang pria yang sukses. Saya menyukainya disini karena ini adalah sebuth tempat yang tidak meningatkan saya akan ibu saya.

Kebahagiaan ini menjadi besar dan semakin besar, ketika seseorang tidak terduga menjumpai saya "Apa?! Siapa ini?"... Ini adalah ibu saya.. tetap dengan satu matanya. Ini rasanya seperti seluruh langit sedang jatuh ke diri saya. Anak perempuan saya lari kabur, takut akan mata ibu saya.

Dan saya bertanya kepadanya, "Siapa Anda? Saya tidak mengenalmu!!" sandiwara saya. Saya berteriak kepadanya "Mengapa engkau berani datang ke rumah saya dan menakuti anak saya! Pergi dari sini sekarang juga!"

Dan ibu saya dengan pelan menjawab, "Oh, maafkan saya. Saya pasti salah alamat," dan dia menghilang. Terima kasih Tuhan.. Ia tidak mengenali saya. Saya merasa cukup lega. Saya mengatakan kepada diri saya bahwa saya tidak akan peduli, atau berpikir tentang ini sepanjang sisa hidup saya.

Lalu ada perasaan lega datang kepada saya.. Suatu hari, sebuah surat mengenai reuni sekolah datang ke rumah saya. Saya berbohong kepada istri saya mengatakan bahwa saya akan pergi perjalanan bisnis. Setelah reuni ini, saya pergi ke rumah lama saya.. karena rasa penasaran saja, Saya menemukan ibu saya terjatuh di tanah yang dingin. Tetapi saya tidak meneteskan satu air mata sekalipun. Ia memiliki sepotong kertas di tangannya.. dan itu adalah surat untuk diri saya.

===============
Anak saya,

Saya pikir hidup saya sudah cukup lama saat ini. Dan.. Saya tidak akan mengunjungi Seoul lagi.. tetapi apakah itu terlau banyak jikalau saya ingin Anda untuk datang menunjungi saya sekali-kali? Saya sangat merindukanmu. Dan Saya sangat lega ketika mendengar kamu akan datang dalam reuni ini.

Tetapi Saya memutuskan untuk tidak datang ke sekolah.. Untuk Kamu.. Saya meminta maaf jikalau saya hanya memiliki satu mata dan Saya hanya membawa kemaluan bagi dirimu.

Kamu tahu, ketika kamu masih sangat kecil, kamu terkena sebuah kecelakaan, dan kehilangan satu matamu. Sebagai seorang ibu, saya tidak tahan melihatmu harus tumbuh dengan hanya satu mata.. maka saya memberikanmu mata saya.. Saya sangat bangga kepada anak saya yang melihat dunia yang baru untuk saya, menggantikan saya, dengan mata itu.

Saya tidak pernah marah kepadamu atas apapun yang kamu lakukan. Beberapa kali ketika kamu marah kepada saya. Saya berpikir sendiri,"Ini karena kamu mencintai saya." Saya rindu waktu ketika kamu masih sangat kecil dan berada di sekitar saya.

Saya sangat merindukanmu. Saya mencintaimu. Kamu adalah dunia saya.
=================

Dunia saya hancur! Lalu saya menangis untuk orang yang telah hidup untuk saya. Ibu saya.

Ingatlah Ibu Anda yang mengasihi Anda tanpa batas dan berjuang keras demi Anda. Sungguh, kasih Ibu tidak terhingga.

Jikalau Anda merasa terinspirasi terhadap artikel ini, share artikel ini dengan cara mengklik tombol share dan bagikan kepada teman-teman Anda agar teman-teman Anda dapat terinspirasi juga.

Terima kasih

Sabtu, 25 Februari 2012

Selamat tinggal rasa GALAU

Latar Belakang Masalah
Akhir akhir ini banyak orang yg mengupdate statusnya dengan kata kata "Galauuw ... ". Seolah olah, galau adalah sebuah kata dalam KBBI yang sekarang sedang naik daun seperti boyband dan Girlband korea. Dan uniknya semua perasaan bak itu senang,bingung, susah, sedih adalah galau.
Contoh : " Gewe GALAU Geela, masa gw ditembak sama gebetan gw ... horeee..!!"
" Galau adalah berangkat pagi pagi, ngebut ngebut, takut telat, hampir nyamber tukang cimol, naik lantai empat, bantuin power ranger membasmi kejahatan, eee... ternyata kelas gw KOSONG ..!!! GALAU "
"Galau nih, Sarapan hari ini pilih kawat goreng pake telor apa Sayur paku ya ..?? " ( Statusnya Kesatria baja hitam )

Sebenarnya, manakah diantara 3 kalimat diatas yag sesuai dengan penggunaan kata GALAU ..???
Apa faktor penyebab GALAU ..?
Bagaimana cara mengatasi GALAU ..??
Kenapa harus tercipta ke GALAU an di muka bumi ini ..... ??

TINJAUAN PUSTAKA
Apa sih Galau ..?
Sebuah kopasan mengatakan GALAU adalah singkatan G.A.L.A.U = God Always Listening And Understanding ( aSEeekk )
Versi KBBI = ber·ga·lau a sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran);
ke·ga·lau·an n sifat (keadaan hal). Atau padanan bahas Inggis ala Google translate = Confussion.
Sepertinya anak anak alay punya terjemahan sendiri :
Apa itu Galau? Oke Galau adalah Keadaan Dimana seseorang menjadi murung secara mendadak bisa dibilang mumet banyak pikiran, yang di sebabkan karena kita banyak memikirkan sesuatu yang nggak jelas, jadi ngapain juga kita mikirin si Doi kalau si Doi nggak pernah ngertiin kita, ia nggak sehh?
( ini adalah jawaban pertama yang kita dapat ketika search google ini menunjukkan bahwa Google ternyata Alay hati hati para pencari tugas dengan kopas gugel ntar GOOGLE jadi 900913 hehehe  .. )

Faktor penyebab Rasa GALAU :
Galau itu normal jika dikonsumsi dalam jumlah yang wajar tapi 414Y kalo berlebihan. Dosis normal Kegalauan adalah Sekali dalam seminggu...
1. Iman sedang turun
2. Pikiran sedang kosong
3. Sedang sendirian
4. Sedang tidak melakukan aktifitas yang menguras tenaga dan pikiran
5. Sering mendengarkan lagu-lagu tentang cinta
6. Sering Mengeluh

Kenapa harus diatasi ???  :

Karena Rasa galau menyebabkan kita jadi alasan pembenar dan akhirnya menghambat prestasi/ ibadah kita, contoh = aku malas ngaji ah, Q kan lagi galau. Aku males Sholat ah, Q lagi Galau .. ( Padahal ngaji dan Sholat kan kebutuhan sendiri seperti buang air ) ... Jangan jangan lama lama ntar bakalan bilang : Males pipis ah, Q kan lagi Galau ...!!! ( Oooow .. !! Naudzubillah... Jangan sampai Galau merusak kesehatan fisik anda ).


Cara mengatasi :
1. Perbanyak amalan dengan memiliki dan menambah amalan andalan
2. Melakukan aktifitas yang bernilai pahala ketika sedang sendiri (contoh: dzikir. membaca alqur'an dll)
3. Gunakanlah tenaga dan pikiranmu semaksimal mungkin agar tidak ada waktu kosong bagi otak kita kecuali ketika sedang istirahat (tidur) (Contoh: Melaksanakan sholat-sholat sunah. banyak beramal sholeh. dll)
4. Kurangi dan hilangkan mendengarkan lagu-lagu tentang cinta
5 Ganti lagu-lagu cinta tersebut dengan mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Al-qur'an
6. Carilah jalannya Syukur ...

PESAN MORAL : Galau itu normal ( Karena kita adalah manusia yang keimananya Fluktuatif/ naik turun ) jika dikonsumsi dalam jumlah yang wajar boleh, tapi 414Y kalo berlebihan. Dosis normal Kegalauan adalah Sekali dalam seminggu...
Manusia diciptakan dengan bermacam rasa, manis, asam, asin bahkan galau *maksa.


Mulai sekarang ... untuk memulai gaya hidup anti Galau ... bergumamlah " Aku Generus anti-Galau ...!!!"
SELAMAT BERKARYA DENGAN PASSION KALIAN ... ^^ ...

Semoga bermanfaat..
^_^
Oleh : dika.syahida

Rabu, 22 Februari 2012

Bersyukur Karena di Takdir Hidup Miskin

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu;
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.(QS. Al-Baqarah:216)



Sebut saja namanya Bejo, dia bersukur karena dulu di Takdir oleh Allah pernah Miskin. Bejo hidup dari keluarga yang memiliki keterbatasan ekonomi, saat remaja Bejo sempat berat menerima kenyataan hidup. Saat SMP adalah saat teberat bagi Bejo, karena saat itu Bejo dihadapkan dengan guru-guru Sekolah yang Materialistis. Guru SMP Bejo mengira dia anak anak yang kecukupan, karena dalam biodata Bejo bapaknya adalah seorang Purnawirawan Perwira Menengah dan berprofesi sebagai pengacara.

Kenyataannya sangat sering Bejo tidak bisa berangkat ke sekolah karena tidak punya ongkos untuk naik angkutan umum. Untuk hidup sehari-hari
keluarga mengandalkan dari dapur umum pondok pesantren, yang lauk pauknya ala kadarnya, yaitu kangkung, sambal dan ikan asin. Prestasi sekolah Bejo benar-benar hancur, rangking Bejo dari SMP dan SMA selalu 5 besar, sayangnya dari belakang. :-)

Bejo mulai bisa bersukur saat sudah berkeluarga, dia seakan disadarkan oleh Allah akan sebuah pilihan yaitu menjadi anak orang kaya atau menjadi anak orang miskin. Bejo di qodar oleh Allah mendapatkan istri dari keluarga kaya yang dermawan. Untuk mengeluarkan Sodaqoh dalam urusan agama sangat ringan dan beliau juga menjadi sponsor para Mubaligh.

Tapi ternyata cobaan Mertua Bejo lebih berat daripada cobaan orang tuanya. Mungkin dari segi dunia Mertua Bejo lebih baik, tapi dari sudut pandang agama mertua Bejo mendapatkan ujian yang sangat berat. Karena sebagian besar putra-putrinya beribadah hanya pada saat-saat menghadapi susahnya hidup. Saat kehidupannya stabil jangankan mau mengaji, sholat pun hanya hari Jumat.

Bagi Mertua Bejo yang ahli ibadah (sholat malam beliau tidak pernah terlewat, dan kalau sholat maupun berdoa benar-benar khusuk) merupakan
cobaan yang sangat berat. Bapak mertuanya sebelum meninggal mengalami stroke yang keempat kalinya, ini semua karena beban pikiran dari anak-anaknya. Segala penyakit hinggap pada ibu mertuanya, dari over weight, gula darah, kolestrol, tulang keropos, berjalan pun tertatih-tatih dengan
kursi, kalo mengingat anak-anaknya beliau hanya bisa menitikkan air mata.

Semoga Allah memberikan hidayah pada saudara-saudar iparnya Bejo, amiiin...

Berbeda dengan keluarga Bejo, meskipun orangtuanya memiliki keterbatasan ekonomi tapi anak-anaknya menjadi ulama. Dimana mereka berperan aktif dalam dakwah, dari jumlah anak yang hampir 20 orang ada yang dakwah di Amerika, Singapura dan Australia dan bisa mengharumkan nama orang tuanya.
Bapak Bejo sebetulnya ingin juga bisa membahagiakan anak istrinya, selain aktif dalam urusan dakwah, beliau pun aktif dalam kepengacaraan maupun bisnis. Tapi selalu saja bisnisnya mengalami ke gagalan.

Sampai meninggalnya beliau meninggalkan harta dari 2 orang istri yang jumlahnya tidak lebih dari 5 juta rupiah. Hanya berupa pakaian, buku-buku, lemari dan meja kursi yang sudah usang. Tidak ada uang, tanah, rumah, mobil, motor maupun sepeda yang diwariskan. Mungkin saja kemiskinan merupakan jawaban dari cita-cita Bapaknya, beliau sejak saat muda kalau ditanya cita-citanya, selalu menjawab ingin anak-anaknya menjadi ulama. Alhamdulillah disaat beliau menghadap sang Khalik cita-citanya terkabul. Anaknya yang berjumlah hampir 20 orang hampir semuanya munjadi Mubaligh-mubalighot. Yang tidak
menjadi mubaligh atau mubalighot dipastikan mempunyai pasangan hidup seorang mubaligh atau mubalighot.

Dengan kemiskinan Allah menghindarkan anak-anak beliau terhindar dari fitnah gemerlapnya kehidupan dunia. Sehingga bisa lebih konsentrasi dalam urusan dakwah. Bejo bersukur dengan di takdir oleh Allah hidup sederhana, seandainya saja bapaknya diberikan kesuksesan dunia mungkin saja dia tidak lebih
baik dari saudara-saudara iparnya. Menjadi anak yang manja, hidup hedon dan jauh dari ingat pada Allah.
Hikmah dari kisah nyata ini, seandainya kita sudah berusaha semaksimal mungkin tapi usaha kita selalu gagal atau kita menghadapi cobaan berat yang lainnya janganlah putus asa. Berusahalah untuk mendapatkan yang terbaik dan yakinlah ada hikmah yang luar biasa yang akan kita dapatkan.

dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (QS.
Yusuf:87)


Manusia memiliki banyak keinginan tapi Allah mengetahui apa yang dibutuhkan hambanya.
وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.(QS. Al-Mumtahanah:10)
Oleh : H. Agung Anugrahjati, SH

Selasa, 21 Februari 2012

Tips sukses dimasa muda

Banyak sekali keuntungan jika belajar berbisnis sejak usia muda, karena akan semakin membuat pikiran lebih dewasa dan matang akan dunia bisnis dan kegagalan demi kegagalan bisa membuat kesuksesan segera terwujud. Dan ketika sudah berkeluarga maka tinggal menikmati jerih payah selama muda seperti pepatah “Muda berusaha, Tua Menikmati, Mati masuk Surga Amiiin” hehe.

Berbisnis Sejak Usia Muda adalah langkah Juara. Sukses Study dan meretas masa depan mulia. Berbisnis  sejak belia akan mempersiapkan waktu lebih panjang mendulang sukses. Saat masih muda tenaga dan pikiran sedang dalam puncak luar biasa.
Dahlan Iskan pernah dalam sebuah kesempatan acara Gathering IIBF Jatim menyampaikan berbisnis ideal dilakukan saat belia. Beliau sampaikan Bisnis bukan Ilmu yang akan menempatkan pelaku nya langsung di level Sukses.  Ada tahapan gagal  sebagai investasi yang harus dibayarkan. Maka jika sejak mahasiswa /muda mengambil langkah memulai usaha akan membentuk karakter kepemimpinan.
Ada 9  tips JUARA yang dapat di gunakan para pemuda untuk menyiapkan diri menuju tangga sebagai Pebisnis MULIA, Build Your Brand! Berusahalah dikenal dan dipersepsikan orang lain  sesuai dengan SKILL dan kompetensi Kita. Dikenal akan beroleh Value, berupa  kesempatan yang lebih baik, peluang yang lebih besar. Gunakan Social media  lebih kreatif! Social media bukan diary dan keranjang sampah hanya menumpahkan kekesalan dan umpatan tak berguna.
  1. Ingat, Pelanggan bersedia membeli lebih mahal dari kita  tidak melulu kualitas, tetapi lebih pada kredibilitas NAMA  baik yang Kita miliki
  2. Jangan pertaruhkan NAMA baik dan reputasi hanya demi sebuah  kenikmatan sesat. Buang kegiatan sia sia, yakni semua kegiatan sampah  yang  tak memberi nilai tambah.
  3. Bangun TRUST,  sesorang yang terpercaya saat diberi amanah seoalah  telah separoh menggenggam tiket suksesnya . Rumusnya Low TRUST akan terjadi  Low Speed  biaya yang dikeluarkan menjadi high Cost.  Sebaliknya High TRUST  akan terjadi  High Speed  dan biaya yang diperlukan menjadi Low Cost.
  4. Untuk jadi expert butuh 10 ribu jam pengalaman, investasikan waktu  hanya utk yg perlu. Yang tak bernilai tambah itu SAMPAH!
  5. Jika tak memiliki modal untuk memulai usaha, jualah keahlian kita  dalam sebuah konsep Business Plan, lengkapi dengan portofolio. Berikutnya  menjadi penjual tanpa modal, pialang produk adalah pilihan tepat. Atau  tawarkan jasa pekerjaan yang pembayarannya dimuka sehingga untuk  operasionalnya kita tak perlu menyediakan dana.
  6. Pilih dan ikuti KOMUNITAS yang sesuai,  disini akan membuka  akses  dan kemudahan. Jika anda ingin jadi pebisnis handal bergaulah dengan  mereka. Ada milis sebagai sarana diskusi on air di Internet. Ada juga  pertemuan off air yang akan berpeIuang ada interaksi dengan pebisnis sukses  di dunianya. Tokoh Bisnis juga dapat menjadi sumber Referensi yang akan  menaikan level pribadi dan bisnis.
  7. Ikuti seminar yg benar, bermastermind dengan para pelaku bisnis lebih  baik dari teori di Bangku Kuliah.
  8. Ber BISNIS tak cukup  teori buta sebaiknya pilih COACH mumpuni -terbukti. Ikuti saran dan langkahnya yang telah teruji nyata! KITA  rubah Kegalauan, kesedihan masa muda  dengan harapan dan keceriaan. Bukakah  9 pintu Rizki secara bersamaan dengan memutuskan menjadi pebisnis mulia (Lse).

Senin, 20 Februari 2012

Aneka Pantun istri salekha versi jawa


Lamun tindak kang garwane               Saha wajib jaga nafsune
Wajib jogo dateng bandane                 Remen marang jaler lintune
Saking isrof saking mubadzir              Senaoso gagah lan ganteng
Saha boten kenging taksir                    Lan kang garwo cilik cendek ireng

Blojo kirang kedah kang sabar            Lamun wayuh kang garwane
Kedah iling cuba lan kodar                  Kedah iling sunah Nabine
Nopo-nopo nyerah kang garwo          Wayuh niku sunahe Nabi
Boten ngatur lan boten noto                 Bejo banget kang menyadari

Sebab wayuh meniko qodar                Qodar niku mesti terjadi
Milo estri kedah kang sabar                 Senajan kang diwayuh benci
Niki tanda estri kang sholihah            Niki estri kang banget bejo
Niki estri ingkang barokah                  Niki calon ahli suargo